Indonesia Raya 3 Stanza


Ketika saya mulai membuka daftar musik, lalu terbesit untuk mendengarkan simphony dari lagu-lagu perjuangan. Dan ketika mulai mendengarkan beberapa track yang mulai bergantian mengikuti pergantian pula perasaan masa lalu. Pikiranku kemudian tersentak ketika kemudian medengarkan lagu Indonesia Raya. Bukan karena bergetar karena mendengarkannya. Namun karena ingatan masa lalu, ingatan tahun ke-5 di Sekolah Dasar. Ingatan pada salah satu guru yang mengenalkan saya dan perasaan mendalam saya tentang Indonesia Raya. Indonesia Raya 3 Stanza.

Setelah bergeming, tertohok tanpa kata. Saya bangkit dan mulai mencari sisa-sisa masa lalu yang mulaiterlupakan. Disini saya tergetar karen akhirnya saya temukan sebuah Stanza yang ingin saya dengar kembali. Orang pasti hanya mengingat Stanza 1. Tapi, pengalaman dulu, masih teringat jelas tentang bait-bait selanjutnya yang telah dipangkas. Dengan persaan mendalam, saya tuliskan Teks Asli karya Supratman tahun 1928.

Indonesia Raya

Stanza 1

(versi resmi Pemerintah, ditetapkan dengan PP44/1958)

Indonesia Tanah Airku Tanah Tumpah Darahku

Disanalah Aku Berdiri Jadi Pandu Ibuku

Indonesia Kebangsaanku Bangsa Dan Tanah Airku

Marilah Kita Berseru Indonesia Bersatu

Hiduplah Tanahku Hiduplah Negeriku

Bangsaku Rakyatku Semuanya

Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya

Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya Merdeka Merdeka

Tanahku Negeriku yang Kucinta

Indonesia Raya Merdeka Merdeka

Hiduplah Indonesia Raya

Stanza 2

(tercakup PP 44/1958)

Indonesia Tanah Yang Mulia Tanah Kita Yang Kaya

Disanalah Aku Berdiri Untuk Slama-lamanya

Indonesia Tanah Pusaka Pusaka kita Semuanya

Marilah kita Mendoa Indonesia Bahagia

Suburlah Tanahnya Suburlah Jiwanya

Bangsanya Rakyatnya Semuanya

Sadarlah Hatinya Sadarlah Budinya

Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya Merdeka Merdeka

Tanahku Negeriku Ynag Kucinta

Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya

Stanza 3

(tidak tercakup PP44/1958)

Indonesia Tanah Yang Suci Tanah Kita Yang Sakti

Disaanalah Aku Berdiri Menjaga Ibu Sejati

Indonesia Tanah Berseri Tanah Yang Aku Sayangi

Marilah Kita Berjanji Indonesia Abadi

Slamatkan Rakyatnya Slamatkan Puteranya

Pulaunya Lautnya Semuanya

Majulah Negerinya Majulah Pandunya Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya Merdeka Merdeka

Tanahku Negeriku Yang kucinta

Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya

Saya masih ingat betul ketika waktu itu guru saya secara diplomatis menerangkan maksut setiap stanza. Yang selalu saya ingat adalah kekuatan disetiap akhir bait stanza. Saat itu beliau menerangkan bahwa di balik setiap huruf bahkan setiap penggalan diakhiri tanda titik memberikan gambaran empirik akan sebuah keyakinan terhadap masa depan Indonesia. Dan mungkin itu kali pertama saya memaknai Indonesia secara utuh. Tidak dilebih-lebihkan dan terasa riil.

Dalam bait terakhir, saya menemukan kekuatan yang kata beliu itu adalah potensi ketenagaan yang dimiliki seluruh masyarakat dari dulu. Itulah yang megobarkan semangat mereka untuk merdeka.

Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya, untuk Indonesia Raya!

Sadarlah Hatinya, Sadarlah Budinya, untuk Indonesia Raya!

Majulah Negrinya, Majulah Pandunya, untuk Indonesia Raya!

Di catatan  saya berikutnya, saya ingin mencoba membedah maksut dari setiap stanza.

One Comment Add yours

  1. bisot says:

    Reblogged this on in bisot eyes and commented:
    Penting diketahui generasi selanjutnya

Leave a comment